A. Teori
pemrosesan Informasi
Asumsi yang
mendasari teori pemrosesan
informasi adalah bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi
eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal
adalah rangsangan dari lingkungan
yang mempengaruhi individu
dalam proses pembelajaran.
Teori pemrosesan
informasi adalah teori kognitif tentang belajar
yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan,
dan pemanggilan kembali pengetahuan dari
otak. Teori ini
menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah
informasi dan dapat
diingat dalam waktu
yang cukup lama.
Oleh karena itu
perlu menerapkan suatu
strategi belajar tertentu
yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui
beberapa alat indera.
B. Asumsi yang Mendasari Teori Pemrosesan Informasi
Dalam upaya menjelaskan
bagaimana suatu informasi
(pesan pengajaran) diterima, disandi,
disimpan, dan dimunculkan
kembali dari ingatan serta
dimanfaatkan jika diperlukan, telah dikembangkan sejumlah teori dan model pemprosesan informasi
oleh beberapa pakar. Teori-teori
tersebut umumnya berpijak pada tiga asumsi yaitu:
a. Bahwa antara stimulus
dan respon terdapat suatu seri tahapan pemprosesan informasi di
mana pada masing-masing
tahapan dibutuhkan sejumlah waktu
tertentu.
b. Stimulus yang
diproses melalui tahapan-tahapan tadi
akan mengalami perubahan bentuk
ataupun isinya.
c. Salah satu dari tahapan
mempunyai kapasitas yang terbatas. Dari
ketiga asumsi tersebut,
dikembangkan teori tentang
komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses
kontrol).
C. Komponen Pemrosesan Informasi
Komponen pemrosesan informasi
dipilah menjadi berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,
bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”.
Ketiga komponen itu adalah sebagai berikut:
1. Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor (SR)
merupakan sel tempat
pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR
informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya
dapat bertahan dalam
waktu yang sangat
singkat, dan informasi ntadi
mudah terganggu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang
diberi perhatian oleh individu.
Pemberian perhatian ini
dipengarui oleh peran persepsi.
Karakteristik WM adalah bahwa;
a. Ia memiliki
kapasitas yang tebatas,
lebih kurang 7
slots. Informasi di dalamnya
hanya mampu bertahan
kurang lebih 15
detik apabila tanpa upaya pengulangan atau rehearsal.
b. Informasi dapat
disandi dalam bentuk
yang berbeda dari
stimulus aslinya. Asumsi pertama berkaitan dengan penataan jumlah
informasi, sedangkan informasi yang
kedua berkaitan dengan
peran proses kontrol. Artinya,
agar informasi dapat
bertahan dalam WM,
maka upayakan jumlah informasi
tidak melebihi kapasitas
WM disamping melakukan rehearsal
(pengulangan). Sedangkan penyandian
pada tahap WM, dalam bentuk verbal, visual, ataupun semantic,
dipengaruhi oleh peran proses
kontrol dan seseorang
dapat denga sadar mengendalikannya.
3. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory
(LTM) diasumsikan: 1)
berisi semua pengetahuan yang
telah dimiliki oleh individu,
2) mempunyai kapasitas tidak terbatas,
dan 3) bahwa
sekali informasi disimpan
di dalam LTM ia
tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan” lupa” pada tahapan ini disebabkan
oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan.
Ini berarti , jika informasi ditata dengan baik maka akan memudahkan proses
penelusuran dan pemunculan
kembali informasi jika diperlukan. Tennyson
(1989) mengemukakan bahwa proses
penyimpanan informasi merupakan proses
mengasimilasikan pengetahuan baru
pada pengetahuan yang telah dimiliki, yang selanjutnya berfungsi sebagai
dasar pengetahuan (knowledge base).
D. Pengolahan Informasi
Hal-hal yang berkaitan
dengan pengolahan informasi
supaya informasi (pesan) tersebut
dapat diterima oleh
si penerima informasi, diantaranya:
1. Pesan,
merupakan informasi yang
disampaikan berupa isi,
makna, pengertian dari materi pengajaran atau bahan pelajaran.
2. Media
yang terdiri dari
perangkat lunak dan
perangkat keras di
siapkan untuk menyajikan pesan terpilih, misalnya modul dan slide suara
3. Intruktor, adalah
orang yang mengendalikan, menyajikan
atau mentransmisikan
informasi, pesan, isi,
makna, pengertian dari
materi instruksional.
4. Metode, adalah
teknik-teknik tertentu yang
di pergunakan agar
penyajian informasi menjadi efektif.
5.Lingkungan berupa
kindisi-kondisi tertentu yang dikendalikan, diatur atau di manipulasi guna
menciptakan pengajaran yang kondusif.
E. Usaha
meningkatkan memori
Meningkatkan
kemampuan memori dalam pemrosesan informasi tentu menjadi dambaan setiap orang.
Namun dibutuhkan suatu usaha untuk bisa memproses informasi dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerja
memori dengan baik.
1. Perhatian
(attention)
Dalam
pemrosesan informasi perhatian adalah syarat utama seseorang dapat memperoleh
informasi. Fokuskan perhatian kepada suatu informasi yang ingin diketahui akan
lebih mempermudah proses encoding sehingga pada saat perhatian
gangguan-gangguan yang dapat merusak perhatian harus diminimalisir. Dalam
proses pembelajaran, guru perlu menarik perhatian siswa dan menyedikan sarana
prasarana belajar yang mendukung untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap
pembelajaran.
2. Pengulangan
(rehearsal)
Pengulangan
(rehearsal) diperlukan untuk mempertahankan informasi pada saat akan di encoding sehingga
dapat tersimpan dalam memori jangka panjang.
3. Khususkan
konteks atau bahan untuk mudah diingat dengan hal-hal yang lain
Informasi
yang ingin diperoleh hendaknya berhubungan dengan informasi yang lain sehingga
mudah cara pemanggilannya. Cara ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
pada diri sendiri dan membuat catatan dengan baik. Mengajukan pertanyaan untuk
diri sendiri setelah membaca atau memperoleh suatu informasi akan mengembangkan
asosiasi dengan informasi yang berhubungan atau perlu diambil dari memori.
Mencatat informasi yang diperoleh sangat berguna untuk tetap menjaga informasi
itu agar tidak hilang karena berlalunya waktu.
4. Pengorganisasian
informasi dengan menggunakan strategi
Beberapa
strategi yang bisa dilakukan untuk bisa mengorganisasikan informasi adalah
dengan mnemonic. King (2007: 441) menyatakan bahwa strategi mnemonic adalah
bantuan ingatan visual dan/atau verbal. Berikut ini adalah tiga jenis cara
mnemonic.
a. Metode
loci, anak
menyusun imaji/citra dari suatu item yang akan diingat dan membayangkan anak
tersebut menyimpannya dalam lokasi yang dikenali. Misalnya jika anak harus
mengingat sederetan konsep maka mereka bisa membayangkan meletakkannya di rumah
rumah mereka, seperti di kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan sebagainya.
Pada saat anak perlu mengambil kembali informasi tersebut, anak bisa
membayangkan rumahnya lalu membayangkan dirinya berjalan di ruang-ruang untuk
mengambil konsep itu.
b. Metode
kata kunci,
metode ini diterapkan dengan melekatkan imaji kepada dengan kata-kata yang
penting. Misalnya ketika menerangkan variabel x pada siswa, kita bisa membuat
perumpamaan jika variabel x itu adalah kue atau apel.
c. Akronim,
metode ini menciptakan kata dari huruf pertama item yang akan diingat. Misalnya
untuk menghafalkan warna pelangi bisa dihafalkan dengan cara mejikuhibiniu
(merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)
F. Aplikasi
dalam Pembelajaran
Aplikasi
teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran bisa dilakukan dengan menggunakan
teori Gagne yaitu kondisi-kondisi pembelajaran dan bisa juga dilakukan dengan
menerapkan strategi pembelajaran PQ4R dan SQ3R. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Teori
pembelajaran Gagne
Salah
satu teori pengajaran yang paling populer berdasarkan prinsip-prinsip kognitif
adalah teori pengajaran yang dirumuskan oleh Robert Gagene (1985).
Pada teori ini terdapat sembilan
fase pembelajaran yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu persiapan,
tahap pembelajaran utama atau inti, dan tahap transfer belajar. Pada tahap
persiapan untuk belajar mencakup aktivitas-aktivitas memerhatikan, harapan,
penarikan. Sementara pada tahap pembelajaran utama atau inti adalah penguasaan
dan praktik yang terdiri dari persepsi selektif, pengkodean semantik, penarikan
dan pemberian respons dan penguatan. Pada tahap transfer belajar meliputi
pemberian tanda untuk penarikan dan generalisabilitas.
2. Penggunaan
strategi pembelajaran SQ3R dan PQ4R
SQ3R
merupakan salah satu strategi pembelajaran dalam yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran yang memiliki singkatan dari Survey, Question, Read,
Recite, Review. Sementara PQ4R merupakan strategi pembelajaran yang lebih baru
dari SQ3R dengan tambahan R yaitu Reflect. Metode ini dikembangkan oleh Thomas
Robinson yang termasuk ke dalam strategi elaborasi. PQ4R merupakan singkatan
dari Preview, Question, Read, Recite, Review dan Reflect. Berikut ini langkah
penerapan metode PQ4R menurut Santrock (2013:336-337).
a. Preview,
kegiatan membaca sepintas atau mensurvei materi yang akan dipelajari secara
ringkas.
b. Question,
kegiatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri mengenai materi
yang telah dibaca tadi.
c. Read,
kegiatan ini menyuruh siswa untuk membaca secara aktif tentang bacaan tadi yang
hanya dibaca secara sepintas. Pada saat kegiatan ini usahakan agar siswa dapat
berkonsentrasi dan mampu memahami apa yang disampaikan dalam bacaan
d. Reflect,
merupakan kegiatan untuk memahami informasi yang ada. Pada proses ini bisa
dilakukan dengan cara menghubungkan informasi yang diperolehnya dengan
informasi yang sudah ada di memorinya. Siswa juga dapat berhenti sesekali untuk
merenungkan dan memikirkan interpretasi dari informasi yang diterima.
e. Recite,
merupakan tahap untuk mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan
cara membuat rangkuman (intisari) dari konsep-konsep sebelumnya. Pada tahap ini
siswa bisa menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah
diajukan.
f. Review, pada
tahap ini kegiatan siswa untuk membaca rangkuman (intisari ) yang telah
dibuatnya dan telah menjawab pertanyaan yang telah diajukannya untuk
mengevaluasi rangkuman dan jawabannya dengan cara membaca kembali informasi
atau materi yang dipelajari.
Permasalahan
1. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran dalam peristiwa
pemrosesan informasi pada kognitif seseorang ?
2. Bagaimana peristiwa “pemanggilan kembali pengetahuan” dalam
otak menurut teori pemrosesan informasi?
3. Jelaskan perbedaan serta maksud dari long-term memory dan short-term
memory pada teori pemrosesan informasi?
Saya akan mencoba menjawab permasalahan ketiga
BalasHapusShort-term Memory (STM) atau \"Working Memory\"
Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalam short-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory.
Long-term Memory (LTM)
Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema. Schema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk schema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory (Merrienboer dan Sweller, 2005).
Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1 Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik.Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
BalasHapusIzin menjawab permasalahan nomor 2
BalasHapusteori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang.Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain.Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Guru mengalokasikan waktu untuk pengulangan selama mengajar