Prinsip Pengembangan Multimedia
Pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan media pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi,
penggunaan alat pemusat perhatian, pengulangan, partisipasi aktif peserta didik,
dan umpan balik (Abdul Gafur, 2007: 20-22).
1. Prinsip
kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi peserta didik
untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
proses belajar mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup kesiapan pengetahuan
prasyarat, kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan
untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat
berasal dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik (Abdul Gafur,
2007: 20).
2. Penggunaan alat
pemusat perhatian dalam media pembelajaran dapat menjadi daya tarik
tersendiri bagi peserta didik untuk fokus terhadap materi pelajaran. Hal ini
membantu konsentrasi peserta didik dalam memahami isi pelajaran sehingga
penguasaan mereka menjadi lebih baik.
3. Prinsip
pengulangan harus diperhatikan dalam mengembangkan media pembelajaran
karena informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat dikuasai secara
maksimal hanya dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan terhadap
informasi atau keterampilan baru tersebut dapat lebih optimal, maka perlu
dilakukan bebrapa kali pengulangan.
4. Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala
terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Partisipasi aktif peserta didik dalam
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Oleh
karena itu media pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan
keterlibatan peserta didik secara aktif (interaktif) dalam proses belajar
5. Umpan balik
yang diberikan oleh pengajar secara tepat dapat menjadi pendorong bagi peserta
didik untuk selalu meningkatkan prestasinya. Untuk itu, pengajar harus
memberikan respon umpan balik secara berkala terhadap kemajuan belajar peserta
didik
Prinsip-Prinsip Multimedia untuk
Pembelajaran
Menurut Mayer (2001) ada dua belas prinsip desain
multimedia pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, yaitu :
1) Prinsip
Multimedia
Orang belajar lebih baik dari gambar dan kata dari pada
sekedar kata-kata saja. Karena dinamakan multimedia berarti wajib mampu
mengkombinasikan berbagai media (teks, gambar, grafik, audio/narasi, video,
animasi, simulasi, dll) menjadi satu kesatuan yang harmonis. Sebab kalau tidak
namanya bukan multimedia tapi single-media.
2) Prinsip
Kesinambungan Spasial
Orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait
disandingkan berdekatan dibandingkan apabila disandingkan berjauhan atau
terpisah. Oleh karena itu, ketika ada gambar (atau video, animasi, dll) yang
dilengkapi dengan teks, maka teks tersebut harus merupakan jadi satu kesatuan
dari gambar tersebut, jangan menjadi sesuatu yang terpisah.
3) Prinsip
Kesinambungan Waktu
Orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait
disajikan secara simultan dibandingkan apabila disajikan bergantian atau
setelahnya. Nah, ketika Anda ingin memunculkan suatu gambar dan atau animasi
atau yang lain beserta teks, misalnya, sebaiknya munculkan secara bersamaan
alias simultan. Jangan satu-satu, sebab akan memberikan kesan terpisah atau
tidak terkait satu sama lain. Begitu kata Mayer.
4) Prinsip
Koherensi
Orang belajar lebih baik ketika kata-kata, gambar, suara,
video, animasi yang tidak perlu dan tidak relevan tidak digunakan. Nah, ini
yang sering terjadi. Banyak sekali pengembang media mencantumkan sesuatu yang
tidak perlu. Mungkin maksudnya untuk mempercantik tampilan, memperindah suasana
atau menarik perhatian mata. Tapi, menurut Mayer, hal ini sebaiknya dihindari.
Cantumkan saja apa yang perlu dan relevan dengan apa yang disajikan. Jangan
bertele-tele.
5) Prinsip
Modalitas Belajar
Orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk
video), daripada dari animasi plus teks pada layar. Jadi, lebih baik animasi
atau video plus narasi daripada sudah ada narasi ditambah pula dengan teks yang
panjang. Hal ini akan sangat mengganggu.
6) Prinsip
Redudansi
Orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk
video), daripada dari animasi, narasi plus teks pada layar (redundan).Jadi, jangan redudans kalau sudah diwakili oleh narasi dan
gambar/animasi, untuk menghindari tumpang tindih dengan teks yang terlalu panjang.
7) Prinsip
Personalisasi
Orang belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang
bersifat komunikatif (conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat
formal. Lebih baik menggunakan kata-kata lugas dan enak daripada bahasa
teoritis, oleh karena itu, sebaiknya gunakan bahasa yang komunikatif dan
sedikit bergaya.
8) Prinsip
Interaktivitas
Orang belajar lebih baik ketika ia dapat mengendalikan
sendiri apa yang sedang dipelajarinya (manipulatif: simulasi, game,
branching). Sebenarnya,
orang belajar itu tidak selalu linier alias urut satu persatu. Dalam
kenyataannya lebih banyak loncat dari satu hal ke hal lain. Oleh karena itu,
multimedia pembelajaran harus memungkinkan user/pengguna dapat mengendalikan
penggunaan daripada media itu sendiri. dengan kata lain, lebih manipulatif
(dalam arti dapat dikendalikan sendiri oleh user) akan lebih baik. Simulasi,
branching, game, navigasi yang konsisten dan jelas, bahasa yang komunikatif,
dan lain-lain akan memungkinkan tingkat interaktivitas makin tinggi.
9) Prinsip
Sinyal (cue, highlight, ..)
Orang belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan
cue, highlight, penekanan yang relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa
memanfaatkan warna, animasi dan lain-lain untuk menunjukkan penekanan,
highlight atau pusat perhatian (focus of interest). Karena itu kombinasi
penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai isyarat atau kata
keterangan yag memperkenalkan sesuatu.
10) Prinsip Perbedaan Individu
Kombinasi teks dan narasi plus visual berpengaruh kuat
bagi mereka yang memiliki modalitas auditori tinggi, kurang berpengaruh bagi
yang sebaliknya. Kombinasi teks, visual dan simulasi berpengaruh kuat bagi
mereka yang memiliki modalitas kinestetik tinggi, kurang berpengaruh bagi yang
sebaliknya.
11) Prinsip
Praktek
Interaksi adalah hal terbaik
untuk belajar, kerja praktek dalam memecahkan masalah dapat meningkatkan cara
belajar dan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang sedang
dipelajari.
12) Pengandaian
Menjelaskan materi dengan audio meningkatkan belajar. Siswa
belajar lebih baik dari animasi dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada
layar.
Kesimpulannya, penggunaan
multimedia (kombinasi antara teks, gambar, grafik, audio/narasi,
animasi, simulasi, video) secara efektif untuk mengakomodir perbedaan modalitas
belajar.
Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk menghasilkan media pembelajaran yang baik perlu
dilakukan dengan menempuh prosedur yang benar dalam proses pengembangannya. Soulier
sebagaimana dikutip oleh Sunarto (2002) menjelaskan bahwa tahapan pengembangan
media khususnya yang berbantuan komputer meliputi:
a)
Analysis
Sebelum mengembangkan media, terlebih dahulu harus
dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan cara
observasi lapangan atau melalui kajian pustaka.
b)
Design
Tahap desain mencakup desain pembelajaran dan desain
produk media. Tahap desain pembelajaran meliputi komponen: identitas, standar
kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, strategi pembelajaran, rancangan
evaluasi, dan sumber bahan. Sedangkan desain produk media mencakup
elemen: struktur diagram alir, storyboard, dan elemen gambar atau animasi.
c)
Development
Tahap ini adalah tahapan produksi media sesuai dengan
desain yang direncanakan. Pada tahap ini dilakukan assembling (perakitan) berbagai
elemen media yang diperlukan menjadi satu kesatuan media utuh yang siap
digunakan.
d)
Evaluation
Evaluasi terhadap media pembelajaran dilakukan dengan
dengan cara validasi oleh ahli materi dan ahli media, untuk mengetahui kualitas
media yang telah dihasilkan. Selain dengan validasi ahli, evaluasi juga
dilakukan dalam bentuk ujicoba oleh pengguna. Ujicoba media dilakukan dengan
tiga tahap, yaitu ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba
lapangan.
- Ujicoba perorangan dilakukan terhadap seorang peserta
didik yang mewakili kelompok yang akan menjadi pengguna media tersebut. Untuk
keperluan ujicoba, sebaiknya dipilih peserta didik yang kemampuannya sedikit di
bawah kemampuan rata-rata.
- Ujicoba terhadap kelompok kecil dilakukan setelah adanya
revisi berdasarkan hasil ujicoba perorangan. Ujicoba kelompok kecil ini
diberikan terhadap 5-8 peserta didik yang memiliki kemampuan rata-rata
kelompok. Setelah ujicoba kelompok kecil selesai, maka perlu dilakukan
perbaikan atau revisi sesuai dengan temuan yang ada.
- Ujicoba lapangan dilakukan terhadap kelompok peserta
didik yang menjadi target penggunaan media, dalam situasi belajar yang
sebenarnya. Jika tidak memungkinkan untuk mengujicobakan terhadap seluruh
peserta didik secara lengkap, maka dapat diambil sampel sejumlah 20-30 orang.
Sung
Heum Lee (1999) menawarkan lima dimensi dalam uji penggunaan multimedia
interaktif. Lima dimensi yang harus diuji adalah: learnability,
performance efetiveness, flexibility, error tolerance & system integrity,
dan user satisfaction.
1. Dimensi learnability bertujuan
mengetahui tingkat kemampuan pengguna dalam mengoperasikan sistem untuk
menghasilkan penguasaan kompetensi yang diharapkan.
2. Performance
effectiveness dimaksudkan untuk mengukur kemudahan penggunaan
sistem secara kuantitatif.
3. Flexsibility terkait
dengan sejauh mana sistem memungkinkan user untuk mencapai tujuannya.
4. Error
tolerance & system integrity dimaksudkan untuk menguji
toleransi kesalahan dalam menggunakan sistem dan atau kemampuan sistem dalam
mencegah kehilangan dan korupsi data.
5. Dimensi user
satisfaction dimaksudkan untuk mengukur persepsi, perasaan, dan
opini pengguna tentang sistem yang dihasilkan.
Prinsip Pemilihan Media
Pembelajaran
Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada
pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran
untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini
disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan atau dimanfaatkan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip
pemilihan media adalah:
(1) harus diketahui dengan jelas media
itu dipilih untuk tujuan apa.
(2) pemilihan media hams secara
objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar
sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas
pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.
(3) tidak ada satu pun media dipakai
untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan.
Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih
secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu
(4) pemilihan media hendaknya
disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media
merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar
(5) untuk dapat memilih media dengan
tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media.
(6) pemilihan media hendaknya
disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman
yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain:
(1) sebelum memilih media pembelajaran,
guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk
mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan.
penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses
belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
(2) pemilihan media hendaknya dilakukan
secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan
efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai
selingan
(3) pernilihan media hendaknya
memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya pengadaan, dan (d) kualitas
atau mutu teknik.
Menurut Asyhar (2011:82), prinsip pemilihan media adalah
sebagai berikut :
(1) Kesesuaian,
media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik
peserta didik dan materi yang dipelajari, serta metode atau pengalaman belajar
yang diberikan pada peserta didik.
(2) Kejelasan
sajian, materi yang disajikan dalam media pembelajaran harus jelas dengan
menggunakan kata – kata yang tepat, variasi huruf dan warna yang jelas sehingga
lebih mudah untuk dipahami siswa
(3) Kemudahan
akses, dalam pembuatan media pembelajaran juga harus diperhatikan bagaimana
akses atau perangkat yang mendukung media tersebut agar tidak menjadi kendala
dalam penggunaannya
(4) Keterjangkauan,
dalam hal ini berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan dalam pembuatan
media. Media yang dibuat harus disesuaikan dengan kemampuan si pembuatnya.
(5) Ketersediaan,
hal ini perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Jadi harus tersedia media
pengganti jika suatu media yang akan digunakan tidak tersedia
(6) Kualitas,
Dalam hal ini sebaiknya dipilih media yang berkualitas tinggi.
(7) Ada
alternatif, bahwa guru tidak hanya tergantung pada media tertentu saja tapi
harus kreatif dan inovatif dalam melakukan pemilihan dan pengadaan media
pembelajaran
(8) Interaktifitas,
media yang baik adalah media yang dapat memberikan komunikasi dua arah secara
interaktif
(9) Organisasi,
dalam pembuatan media juga harus mendapat dukungan organisasi yang terkait.
(10) Kebaruan,
semakin baru media yang digunakan semakin baik dan menarik bagi siswa.
(11) Berorientasi
siswa, perlu dipertimbangkan keuntungan dan kemudahan apa yang akan
diperoleh siswa dengan media tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan
media pembelajaran adalah:
(a) media yang dipilih harus sesuai
dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta
karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan
jumlah siswa yang belajar)
(b) untuk dapat memilih media dengan
tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media pembelajaran
(c) pemilihan media pembelajaran harus
berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa
(d) pemilihan media harus
mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan
lingkungan fisik tempat siswa belajar
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diturunkan sejumlah
faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat dipakai sebagai dasar dalam kegiatan pemilihan. Adapun faktor-faktor
tersebut adalah:
(1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(2) karakteristik siswa atau sasaran
(3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan
(4) keadaan latar atau lingkungan
(5) kondisi setempat
(6) luasnya jangkauan yang ingin dilayani
Permasalahan
1. Jelaskan
bagaimana multimedia dapat mengatasi perbedaan individu dalam pembelajaran?
2. Kenapa
pengembangan multimedia sebaiknya dilakukan secara bertahap atau prosedural?
3. Apa
maksudnya evaluasi media pembelajaran? Dan kapan suatu media pembelajaran perlu
dievaluasi?
Baiklah, saya akan mencoba menjawab permasalahan yang ke-1
BalasHapusseperti yang kita ketahui pada dasarnya prinsip dasar multimedia pembelajaran adalah prinsip perbedaan individu, dalam prinsip ini menekankan bahwa ternyata Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengatahuan rendah daripada siswa berpengetahuan tinggi, dan siswa berkemampuan spatial tinggi lebih baik daripada siswa berspasial rendah. Penggunaan multimedia sebainya digunakan pada siswa yang belum mempelajari materi bukan untuk mengulang (remidi), sebab siswa yang memiliki pengetahuan kurang tertarik pada unsur-unsur multimedia. Begitu juga siswa yang kemampuan spasial rendah juga tidak begitu tertarik dengan tampilan multimedia.
dari uraian mengenai prinsip perbedaan individual diatas, multimedia dapat mengatasi perbedaan individual dimana setiap siswa memiliki karakter dan kemampuannya sendiri, disini dapat disimpulkan bahwasanya dengan adanya multimedia maka seorang guru dapat menganalisis karaktek masing-masing siswa.
sehingga sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun sifat-sifat dari masing-masing individu atau siswanya. Dengan cara maupun metode yang di sebutkan sebelumnya dan mengaplikasikannya langsung dalam dunia pendidikan, sehingga mengetahui perbedaan peserta didiknya dan bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-cara yang mudah di tangkap atau di pahami peserta didik. Melalui pembahasan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perbedaan individu dan aplikasinya. sekian :)
Saya akan menjawab pertanyaan no 2.multimedia sebaiknya dilakukan secara bertahap atau prosedural dikarenakan proses kognitif anak terbatas sehingga multimedia akan lebih tepat jika memusatkan pembelajaran dengan cara bertahab dan berkedinambungan sehingga konsep yang dibangun akan jelas dan mampu berkembang dengan baik.
BalasHapusBaiklah saudari hana , saya akan mencoba menjawab permasalahan anda yang pertama , jadi Evaluasi media pembelajaran adalah suatu proses untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam belajar-mengajar itu telah mencapai tujuan atau tidak.
BalasHapusEvaluasi terhadap media pembelajaran dilakukan dengan dengan cara validasi oleh ahli materi dan ahli media, untuk mengetahui kualitas media yang telah dihasilkan. Selain dengan validasi ahli, evaluasi juga dilakukan dalam bentuk ujicoba oleh pengguna. Ujicoba media dilakukan dengan tiga tahap, yaitu ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan.
untuk waktu evaluasi atau kapan dilakukannya evaluasi terhadap media pembelajaran menurut saya ketika kita ingin mengetahui apakah media yang digunakan dalam belajar-mengajar itu telah mencapai tujuan atau tidak.