Pengertian Multimedia
Multimedia adalah satu kata yang
sebenarnya tidak mudah untuk didefinisikan. Para ahli menganggap bahwa kata
“multimedia” sebenarnya wujud barang nyatanya tidak berbentuk. Namun demikian
perlu menyimak berbagai batasan pengertian tentang multimedia yang diberikan
oleh banyak pakar di bidang tersebut. Pada era 60-an, akronim kata multi media
dalam taksonomi teknologi pendidikan bukan istilah yang asing. Pada saat itu,
multi media diartikan kumpulan/gabungan dari berbagai peralatan media berbeda
yang digunakan untuk presentasi (Barker and Tucker, 1990). Dengan demikian
kegiatan pembelajaran yang menggunakan bahan ajar cetak, program slide, program
audio dlsb, sudah dimaknai sebagai pembelajaran berbantuan multimedia. Pada
tahun 90-an, konsep multimedia mulai bergeser sejalan dengan perkembangan
teknologi komputasi yang demikian cepat. Saat ini istilah multimedia diartikan
bentuk transmisi teks, audio dan grafik dalam periode bersamaan (Simonson dan Thompson,
1994). Multimedia dimaknai sebagai suatu sistem komunikasi interaktif berbasis
komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, menyajikan dan mengakses kembali
informasi berupa teks, grafik, suara, video atau animasi (Gayestik,1992).
Multimedia diambil dari kata
multi dan media. Multi berarti banyak dan media berarti media atau perantara.
Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video
dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan. Multimedia juga
mempunyai komunikasi interaktif yang tinggi. Bagi pengguna komputer multimedia
dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio
atau video, teks, grafik dan animasi.
Pada awalnya multimedia hanya
mencakup media yang menjadi konsumsi indra penglihatan (gambar diam, teks,
gambar gerak video, dan gambar gerak rekaan/animasi), dan konsumsi indra
pendengaran (suara). Dalam perkembangannya multimedia mencakup juga kinetik
(gerak) dan bau yang merupakan konsupsi indra penciuman. Multimedia mulai
memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan film 3 dimensi
yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat duduk penonton. Kinetik dan
film 3 dimensi membangkitkan sense realistis.
Disini dapat digambarkan bahwa
multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu
informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik.
Kategori Multimedia
Multimedia
dapat di definisikan menjadi 2 kategori, yaitu multimedia content production dan multimedia communication dengan definisi sebagai berikut :
a. Multimedia Content Production adalah penggunaan dan pemrosesan
beberapa media (teks, audio, graphics, animation, video dan interactivity) yang
berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia
(music, video, film, game, intertaintment, dll.) Atau penggunaan sejumlah
teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (teks,
audio, graphics, animation, video, dan interactivity) dengan cara yang baru
untuk tujuan komunikasi.
Dalam
kategori ini media yang digunakan adalah :
· media
teks
· media
audio
· media
video
· media
animasi
· media
graph / image
· media
interactivity
· media
spesial effect
b. Multimedia Communication adalah penggunaan media (massa),
seperti televisi, radio, media cetak dan internet untuk mempublikasikan /
menyiarkan / mengkomunikasikan material advertising, publicity, entertaintment,
news, education, dll.
Dalam
kategori ini media yang digunakan adalah :
· TV
· Radio
· Film
· Media
Cetak
· Musik
· Game
· Entertainment
· Tutorial
· ICT
(Internet)
Media Pembelajaran
Briggs (1977) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Jadi, apapun alat yang dapat
membantu/mempermudah guru untuk menyampaikan suatu konsep kepada siswa itu bisa
di sebut media pembelajaran, walaupun bisa berbentuk batu atau daun sekalipun.
Apa lagi pada konsep-konsep pelajaran kimia yang kompleks dan cenderung abstrak
lebih banyak simbol-simbol sehingga sangat sulit untuk memahaminya, maka sangat
di butuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat membantu/mempermudah memahami
kosep-konsep tersebut.
Landasan Teoritis Penggunaan Media
Pembelajaran
Menurut Kurnia (2012), pemrolehan
pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku
dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang
pernah dialami sebelumnya. Menurut Brunner “ada
3 tingkatan utama modus belajar, yaitu: pengalaman langsung (enactive),
pengalaman pictorial/ gambar (iconic), dan pengalaman
abstrak (symbolic).” Ketiga tingkatan pengalaman itu saling
berinteraksi dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
baru.
Agar proses belajar mengajar dapat
berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat
indera-nya. Guru berusaha untuk menampilkan rangsangan atau stimulus yang dapat
diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan
untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi
tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian,
siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan baik dan mudah pesan-pesan
dalam materi yang disajikan.
Levie dan Levie menyimpulkan bahwa
stimulus visual membuahkan hasil belajar lebih baik untuk tugas- tugas seperti
mengingat, mengenali, dan menghubungkan-hubungkan fakta dan konsep. Stimulus
verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan
ingatan berurut-urutan. Oleh sebab itu belajar dengan menggunakan indera ganda
yaitu pandang dan dengar akan memberi keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar
lebih banyak materi yang disajikan dengan stimulus pandang dan dengar.
Gambaran diatas sejalan dengan
gambaran yang dibuat oleh Edgar Dale. Dale memperkirakan bahwa pemerolehan
hasil belajar melalui indera pandang sekitar 75%, melalui indera dengar sekitar
13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Para ahli menyimpulkan bahwa
kurang lebih 90% dari hasil belajar melalui indera pandang, 5% diperoleh
melalui indera dengar , dan 5% lagi dari indera lainnya.
Hasil belajar seseorang diperoleh
mulai dari pengalaman langsung (konkret)/ kenyataan yang ada di lingkungan
kehidupan seseorang, kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang
verbal (abstrak). Semakin keatas dipuncak kerucut semakin abstrak media
penyampaian pesan itu. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh
dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
pengalaman itu. Oleh karena multimedia melibatkan indera penglihatan, pendengaran,
perasaan, penciuman, dan peraba.
Berikut
landasan teoritis penggunaan media pembelajaran:
1. Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan, bahwa dengan
digunakannya berbagai jenis media hasil dari teknologi baru di dalam kelas,
akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Bisa dikatakan,
penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Tetapi, siswa
harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara
maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan
teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Jika guru menganggap siswa sebagai
anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki
kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media
hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap
menggunakan pendekatan humanis.
2. Landasan Psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan
uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran
akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi
siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan
media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Untuk maksud tersebut, perlu: (1)
diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa
serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang
akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian psikologi menyatakan
bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
Dalam proses pembelajaran, media
memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran
media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi
memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran.
3. Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori
dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian
proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi pembelajaran,
pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem
pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam
pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadisistem pembelajaran yang
lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan,
teknik, dan latar.
4. Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan
bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik
belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan
mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media
yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya.
Siswa yang memiliki tipe belajar
visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media
visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang
memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio,
seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media
audio-visual.
Berdasarkan landasan rasional
empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
5. Landasan Historis
Yang dimaksud dengan landasan
historis media pembelajaran ialah rational penggunaan media pembelajaran
ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran.
Perkembangan konsep media pembelajaran sebenarnya bermula dengan lahirnya
konsepsi pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun 1923 (Arip
P Nugroho:2015).
Manfaat Media Pembelajaran
Pemakaian
media dalam pembelajaran banyak memberikan manfaat pada proses pembelajaran itu
sendiri. Dilihat dari manfaatnya, Hamalik dalam Azhar Arsyad (2011: 15)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membengkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Lebih lanjut, Azhar Arsyad (2011:16) menjelaskan bahwa selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Ibrahim dalam
Azhar Arsyad (2011:16) pun menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran
karena “media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi siswa dan memperbarui semangat mereka, membantu memantapkan
pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran”.
Kriteria Media Pembelajaran Yang Baik
Kriteria
media pembelajaran yang baik menurut Mulyantan dan Leong (2009:3) meliputi empat
hal utama, yaitu:
a. Kesesuaian atau relevansi artinya media
pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar, rencana kegiatan belajar,
program kegiatan belajar, tujuan belajar dan karakteristiksiswa.
b. Kemudahan artinya semua isi
pembelajaran melalui media harus mudah dimengerti, dipelajari atau dipahami
oleh siswa, dan sangat operasional dalam penggunaannya.
c. Kemenarikan artinya media pembelajaran
harus mampu menarik perhatian siswa, baik tampilan, pilihan warna,
maupun isinya.
d. Kemanfaatan artinya isi dari media
pembelajaran harus bernilai atau berguna, mengandung manfaat bagi pemahaman
materi pembelajaran serta tidak mubazir atau sia-sia apalagi merusaksiswa.
Multimedia pada Pembelajaran
Kimia
Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh siswa dalam pembelajaran kimia
disebabkan oleh beberapa hal yaitu: objek terlalu besar, objek terlalu kecil,
objek terlalu lambat, objek terlalu lambat, objek yang bergerak terlalu cepat,
objek yang terlalu kompleks, objek yang bunyinya halus, objek yang mengandung
bahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek
itu dapat disajikan kepada siswa. Selain itu, jika siswa tidak mungkin dibawa
ke objek langsung yang dipelajari, maka Objeknyalah yang dibawa ke siswa. Objek
ini diubah menjadi miniatur, model, maupun bentuk gambar yang dapat disajikan
secara audio visual.
Contoh media pembelajaran kimia yang
digunakan dalam pembelajaran dapat berupa kartu game, papan deret Volta, atau
dengan media komputer berbentuk animasi. Media pembelajaran kelarutan, hasil
kali kelarutan, dan koloid dapat menggunakan media komputer yang mendukung
animasi sehingga memudahkan siswa dalam pemahaman. Materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan banyak terdapat konsep dan hitungan kimia sedangkan materi
koloid berupa konsep-konsep kimia. Media pembelajaran yang dapat digunakan
berupa animasi percobaan pada media komputer sehingga siswa memahami
konsep-konsep. Selain itu, animasi komputer tersebut dapat dilengkapi dengan soal-soal
untuk melatih pemahaman materi yang disajikan secara menarik sehingga mendorong
siswa untuk berlatih dengan suasana yang lebih menyenangkan.
Menurut
Nahadi (2007), berdasarkan karakter dan fungsinya, media mempunyai peranan yang
cukup berarti dalam kegiatan pembelajaran kimia, diantaranya:
a) Mengatasi
masalah keterbatasan ruang kelas dan masalah letak geografis
b) Mengatasi
gerak benda yang terlalu cepat
c)
Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.
d)
Menghasilkan keseragaman pengamatan dan memberikan pengalaman belajar
e)
Membangkitkan keingintahuan kimia dan minat belajar kimia
f)
Membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar kimia lebih aktif
Permasalahan
1. Apa saja yang menjadi pertimbangan sebelum
suatu media pembelajaran dipilih sebagai media yang tepat digunakan?
2. Jelaskan bahwa multimedia dapat merangsang
pancaindera peserta didik?
3. Bagaimana menyiasati agar peserta didik selalu memusatkan
perhatiannya pada media pembelajaran yang kita gunakan?
4. Jelaskan mengapa media dikatakan
bermanfaat dalam mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas dan letak
geografis?
Saya akan membantu menjawab permasalahn nomor 4
BalasHapusDengan adanya penggunaan media pembelajarn dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu agar dalam proses belajar mengajar lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi, misalnya dengan di tampilkan obyek seperti lapangan kasti yang sebenarnya, siswa akan lebih mudah mengerti akan bentuk sebuah lapangan kasti sehingga guru akan mudah memberi penjelasan mnegenai lapangan , aturan dan cara bermain, dan guru juga dapat menampilkan video permainan softball, kasti, rounders, dengan menampilkannya keterbatasan ruang dan waktu dapat di atasi. Media sebagai proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi, keinginan dan rangsangan ketika belajar. Media pembelajaran untuk mengatasi indera ruang dan waktu sangatlah penting bagi guru sekolah dasar, karena anak-anak sekolah dasar senang dengan media gambar atau video. Di harapakan agar guru pada saat memperhatikan proses belajar mengajar melalui media pembelajaran.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 2.
BalasHapusDimana Media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera,oleh sebab itu media dapat di katakan sebagai merangsang perserta didik
saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1 yang mana menurut literatur yang saya baca bahwa Ada 4 kriteria pemilihan yang perlu diperhatikan dalam pertimbangan pemilihan media dalm pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carey :
BalasHapus1. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sember yang ada maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Apakah untuk membeli atau diproduksi sendiri telah tersedia dana, tenaga, dan fasilitasnya.
3. Factor yang menyangkut keluwasan, dan ketahanan media yang digunakan untuk jangka waktu yang lama, artinya bila digunakan dimana saja untuk peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dibawa (fortable).
4. Efektivitas dan efesiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup panjang, sekalipun nampaknya mahal namun mungkin lebih murah disbanding media lainnya yang hanya dapat digunakan sekali pakai.
masih banyak pertimbangan pemilihan dari beberapa ahli lainnya.
disini saya akan menjawab permasalahan no. 3 . Cara untuk menyiasati agar siswa selalu terfokus pada media belajar yang kita gunakan adalah dengan mempersiapkan media tersebut dengan sebaik-baiknya , menjadikan media yang kita gunakan tepat guna sesuai dengan materi yang akan di sampaikan. biasanya media di buat untuk mempermudah memahami materi yang akan disampaikan, karna media akan menjadi gambaran dan meningkatkan inisiatif siswa untuk belajar lebih dan memahami suatu materi dengan baik. tetapi yang terpenting adalah selalu mengkondisikan suasana kelas agar selalu kondusif dan menyenangkan.
BalasHapus